Minggu, 11 Oktober 2009

NABI ADAM' MANUSIA PERTAMA

Sepertiga dari isi Al-Qur’an berupa kisah atau cerita. Kisah yang sarat makna, menggugah jiwa, menghidupkan rohani, menambah iman, menumbuhkan optimisme, dan mendorong untuk beramal.



Penciptaan Makhluk
Allah swt menciptakan bumi dalam dua hari. Allah swt menjadikan gunung-gunung berdiri kokoh di atasnya sekaligus memberkahinya. Dan dalam hitungan empat hari Allah swt telah menentukan bagian rezki masing-masing. Kemudian Allah swt bersemayam di atas langit yang terdiri dari dukhan atau asap. Kemudian Allah swt berfirman kepada langit dan bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka cita atau terpaksa. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka cita.” Fushshilat: 9-12

Kemudian Allah swt bersemayam di atas ’Arasy. Allah swt menundukkan matahari dan bulan yang masing-masing beredar sesuai porosnya. Ar Ra’d: 2

Kemudian Allah swt menciptakan malaikat-malaikat-Nya yang senantiasa bertasbih mengagungkan Dzat-Nya, mensucikan Nama-Nya, dan mengikhlaskan peribadatan hanya kepada-Nya.

Kemudian kehendak Allah swt terjadi. Hikmah Allah swt berlaku. Yaitu Allah swt berkehendak menciptakan Adam alaihis salam dan keturunannya, agar mereka menempati bumi dan memakmurkannya. Untuk itu Allah swt memberitahu para malaikat, bahwa Allah swt akan menciptakan makhluk lain yang akan hidup di muka bumi, mengembangkan keturunannya, memakan tanaman-tanamannya, mengeksploitasi kandungan perutnya, dan sebagian mereka dijadikan pemimpin bagi sebagian yang lain.

Malaikat adalah makhluk yang diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Allah swt. Allah swt telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya kepada mereka. Allah swt memberi taufik kepada mereka agar senantiasa dalam keridhaan-Nya. Atas dasar itu lah para malaikat khawatir seandainya Allah swt menciptakan makhluk lain. Mereka ragu kalau makhluk itu mengingkari Tuhannya. Atau salah satu di antara mereka menyimpang dari ajaran-Nya. Malaikat berkomentar, “Bagaimana mungkin Engkau menciptakan selain kami? Kami senantiasa bertasbih mengagungkan-Mu, mensucikan nama-Mu. Padahal mereka yang akan Engkau jadikan khalifah di muka bumi, pasti akan berselisih tentang apa yang membawa manfaat bagi mereka, berselisih tentang kebenaran. Oleh karena itu mereka akan membuat kerusakan, saling menumpahkan darah, dan saling membunuh nyawa yang tak berdosa.”

Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Al-Baqarah: 30

Mereka berkata demikian hanya untuk menghilangkan keraguan, sekaligus meyakinkan bahwa mereka mengharap kepada Allah swt agar merekalah yang dijadikan pemimpin di muka bumi. Karena mereka terbukti terlebih dulu menjaga nikmat-nikmat-Nya, lebih mengetahui hak-hak-Nya. Pertanyaan mereka itu tidak dalam rangka ingkar terhadap perbuatan Allah swt, bukan karena ragu akan hikmah-Nya, juga bukan karena menyepelekan khalifah-Nya. Karena para malaikat adalah wali-wali Allah yang dekat. Mereka hamba-hamba Allah yang mulia. Mereka tidak pernah membantah sedikit pun dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.

Allah swt menjawab keraguan mereka sekaligus meyakinkan hati mereka.

Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Al-Baqarah: 30

Aku akan jelaskan kepada kalian hikmah ke-khalifahan Adam Alaihis Salam apa yang kalian belum ketahui sebelumnya. Maka Aku akan menciptakan apa yang Aku kehendaki. Aku menjadikan pemimpin siapa yang Aku kehendaki. Dan kalian akan tahu rahasia itu semua.

Dan kami Telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” Al-Hijr: 27-28

Malaikat Bersujud Kepada Adam
Kemudian Allah swt memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam alaihis salam. Serta merta mereka melaksanakan perintah Tuhan mereka dengan penuh ketundukan. Mereka menghadap Adam alaihis salam sambil mengagungkan. Mereka bersujud penuh penghormatan, kecuali Iblis.

Malaikat sebelumnya menyangka bahwa mereka lebih luas ilmunya, lebih paham dan lebih mengetahui segala sesuatu dibandingkan Adam alaihis salam. Oleh sebab itu, Allah swt menganugerahi ilmu-Nya kepada Adam alaihis salam. Mencurahkan nur-Nya kepadanya. Allah swt mengajarkan kepadanya semua nama-nama yang wujud.

Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Al-Baqarah: 31.

Perintah itu adalah dalam rangka untuk menampakkan kelemahan para malaikat. Untuk membuktikan sedikitnya ilmu mereka. Agar mereka mengakui rahasia Allah swt, yaitu bahwa Adam alaihis salam lebih mulia, dan ke-khalifahannya di muka bumi benar tak terbantahkan.

Para Malaikat mengakui kesalahan dan kekurangannya, ”Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Al-Baqarah: 32

Ketika Adam alaihis salam telah memperoleh pancaran nur Tuhannya. Ketika itu Allah swt memerintahkan kepadanya untuk menjelaskan kepada Malaikat akan kelemahan dan kekurangan mereka dalam hal pengetahuan. Itu menjadi bukti bahwa dirinya lebih baik dan lebih pantas menjadi khalifah di muka bumi dibandingkan mereka. Allah swt berfirman, “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Al-Baqarah: 33

Permusuhan Abadi Iblis

Iblis tidak mau bersujud kepada Adam alaihis salam. Iblis telah mengingkari perintah Tuhannya. Menolak lagi sombong. Allah berfirman, “Hai Iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” Al-Hijr: 31

Iblis menyangka materi penciptaannya lebih baik dari Adam. Ia menyangka tidak ada seorang pun yang menandingi ketinggian kedudukannya. Iblis menjawab, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Al-Hijr: 32

Allah swt pun mengganjar pembangkangan Iblis, “Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Al-A’raf: 13

Iblis meminta kepada Allah swt agar diberi tenggat waktu untuk hidup sampai hari kiamat. “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Al-A’raf: 15

Namun ketika permintaan Iblis dikabulkan oleh Allah swt. Keinginannya untuk diberi waktu sampai hari qiyamat terpenuhi. Iblis bukannya bersyukur, justru membalas kemurahan Allah swt itu dengan pengingkaran, dan kekafiran. Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. Al-A’raf: 16 – 17

Allah swt telah melaknat Iblis. Di saat yang sama Allah swt memuliakan Adam alaihis salam dan menempatkannya di surga-Nya. Allah swt mewahyukan kepadanya agar senantiasa ingat nikmat-Nya yang sangat melimpah. Yaitu nikmat bahwa Allah swt mencipta Adam dari fitrah-Nya. Allah swt meniupkan ruh-Nya ke dalam jasadnya. Allah swt memerintahkan kepada Malaikat bersujud kepadanya. Allah swt mencurahkan pancaran ilmu-Nya. Maka wahai Adam, inilah rumah abadi, Aku sediakan untukmu sebagai tempat tinggal. Jika kamu mentaati-Ku, maka Aku akan balas dengan kebaikan yang berlipat dan akan Aku kekalkan kamu di surga-Ku. Namun jika kamu mengingkari janji-Ku, akan Aku keluarkan kamu dari rumah-Ku dan akan Aku adzab kamu dengan neraka-Ku. Kemudian wahai Adam, jangan lupa bahwa Iblis itu musuh yang nyata bagimu dan istrimu, maka sekali-kali jangan sampai Iblis memperdaya kamu dan mengeluarkan kamu berdua dari surga-Ku.

Allah swt membolehkan bagi Adam dan istrinya berbagai jenis makanan dan buah-buahan. Dan melarang keduanya untuk mendekati satu pohon saja dibandingkan banyaknya pepohonan lain yang dibolehkan.

Dan kami berfirman, “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zhalim.” Al-Baqarah: 35

Adam alaihis salam berdiam di surga. Segala kenikmatan surgawi telah dirasakannya.

Melihat hal itu, Iblis cemburu. Iblis bertekad untuk mengoyak singgasana kebahagiaan Adam, dan merampas kenikmatannya. Bukankah Adam yang menyebabkan dirinya menjadi hina, jauh dari rahmat Allah swt dan dikeluarkan dari surga?

Iblis membuat strategi untuk balas dendam. Yaitu dengan berpura-pura mengakui keutamaan Adam alaihis salam dibanding dirinya. Iblis mendekati surga dan membisiki Adam dengan sangat halus. Iblis meyakinkan bahwa dirinya adalah teman setia, tulus dalam memberi nasihat. Iblis berupaya mengambil hatinya dengan segala cara. Semua cara ditempuhnya. Iblis memperlihatkan kecintaan kepadanya. Iblis berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Al-A’raf: 20

Adam dan istrinya tetap teguh pendirian, dan tidak mau mengikuti rayuannya. Namun Iblis terus merayunya. Iblis pun menggunakan jurus sumpahnya, ”Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” Al-A’raf: 21

Akhirnya Adam alaihis salam dan istrinya khilaf, jatuh luluh di hadapan rayuan Iblis, tertipu sumpahnya, terpedaya janji manisnya. ”Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Al-A’raf: 22

Adam alaihis salam dan istrinya sadar telah melakukan kesalahan besar. Keduanya menyesal, dan langsung bertaubat kepada Allah swt. Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Al-A’raf: 23

Allah swt menerima taubat keduanya, mengampuni kesalahannya. Allah swt memerintahkan keduanya turun dari surga. Allah swt berpesan, bahwa antara manusia dan Iblis ada permusuhan yang abadi. Agar berhati-hati terhadap tipu dayanya. Dan agar tidak mengikuti bisikannya.

Dunia Tempat Ujian

Allah swt memberitahu kepada Adam alaihis salam dan keturunannya, bahwa telah selesai masa kenikmatan abadi, telah berlalu masa bersenang-senang. Di dunia adalah saatnya berusaha, bekerja, beramal dan menentukan pilihan hidup. Antara memilih meraih hidayah atau kesesatan, antara iman atau kekafiran, antara bahagia atau celaka… dan manusia diberi kekuasaan untuk memilih.

”Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. QS.. Thaahaa: 123

Manusia yang bersih aqidahnya, benar ibadahnya, ikhlas amalnya, sekali-kali setan tidak akan kuasa menggodanya. Adapun manusia yang berpaling dari dzikrullah, melampui batas syariat-Nya, maka baginya kehidupan yang sempit, dan tersesat jalan, meskipun mereka merasa perbuatannya baik.

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Thaahaa: 124

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi hidayah Allah swt untuk senantiasa dalam kebaikan dan keridhaan-Nya. Allahu A’lam.

BERDAKWAH DENGAN HATI

Allah swt berfirman : “Maka disebabkan rahmat Allah atasmu, kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka…”(QS.:3:159)

Saudaraku, Sejarah telah memaparkan pancaran pesona akhlaq Rasulullah dalam perjuangan dakwah beliau sebagai suri teladan bagi kita (QS.:33:21). Kemudian Allah SWT menguatkan dengan firman-Nya “wa innaka la’alaa khuluqin ‘azhiim. Dan sesungguhnya engkau memiliki akhlak yang mulia.”(QS.:68:4). Tentunya ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Rumusan nyata dan gamblang tentang model manusia terbaik. Maka siapa yang ingin berhasil dalam mengemban tugas dakwah sebagaimana Rasul, hendaklah mengikuti jejak langkah Rasulullah dan menerapkan akhlaq Rasulullah dalam segenap aktivitas kehidupannya.

Dulu sering kita jumpai keluhan-keluhan dan kekecewaan terhadap penanganan dakwah di kalangan para mutarobbi –binaan atau murid ngaji atau anggota tarbiyah-. Fenomena berjatuhannya para aktivis dakwah, ditambah lagi dengan ketidaksukaan mereka terhadap pola dakwah ternyata – menurut mereka – disebabkan karena seringnya mereka menerima perlakuan yang tidak bijaksana.

Jawaban sederhana dari permasalahan di atas boleh jadi karena ketidak utuhan kita dalam meneladani Rasul atau bahkan mungkin karena kita belum mampu menanamkan akhlaq Rasul pada diri mereka. Akibatnya kita sering tidak sabar dan tidak bijaksana menyikapi mereka, sementara merekapun terlalu mudah tersinggung dan cengeng menyikapi teguran dan nasihat yang mereka anggap sebagai pengekang kebebasan. Komunikasi yang tidak sehat ini sebenarnya bisa diatasi dengan menyadari sepenuh hati akan begitu pentingnya penanaman dan penerapan akhlaq Rasulullah dalam berbagai pendekatan dakwah. Ditinjau dari segi juru dakwah, keinginan meluruskan, teguran, penugasan, sindiran dan sebagainya sebenarnya dapat dikemas dengan akhlaq. Begitupun dari segi mad’u –peserta dakwah atau yang didakwahi- ; ketidakpuasan, ketersinggungan, perasaan terkekang dan kejenuhan juga dapat diredam dengan akhlaq. Akhlaq menuntun kepada kemampuan untuk saling menjaga perasaan, saling memaklumi kesalahan dan mengantarkan kepada penyelesaian terbaik.

Banyak murabbi –pembina atau yang mentarbiyah- yang dikecewakan dan ditinggalkan binaaanya, tapi dia mampu mengemas luka itu dengan empati dan terus mendoakan kebaikan bagi binaannya. Bahkan diiringi harapan suatu saat Allah swt. mengembalikan binaannya dalam aktvitas dakwah, walaupun mungkin bukan dalam penanganannya. “Mungkin dengan saya tidak cocok, tapi semoga dengan murabbi lain cocok”. Ada mutarabbi yang diperlakukan tidak bijaksana oleh murabbinya namun akhlaq menuntunnya untuk mengerti dan menyadari bahwa murabbinya bukan nabi, sehingga dia tidak dendam dan menjelek-jelekkan murabbinya, melainkan tetap merasa bahwa murabbi dengan segala kekurangannya telah berjasa banyak padanya. Dia tidak membenci dakwah meskipun dia dikecewakan oleh seorang aktivis dakwah.

Di antara nilai-nilai akhlaq yang semuanya mesti kita tanamkan dalam diri kita masing-masing adalah dua nilai yang cukup relevan dengan kelancaran dakwah, yaitu kelembutan dan rendah hati.

Kelembutan adalah perpaduan hati, ucapan dan perbuatan dalam upaya menyayangi, menjaga perasaan, melunakkan dan memperbaiki orang lain. Kelembutan adalah kebersihan hati dan keindahan penyajian yang diwujudkan dalam komunikasi lisan maupun badan. Bukanlah kelembutan bila ucapannya lembut tapi isinya penuh dengan kata-kata kasar menyakitkan (nyelekit). Bukan pula kelembutan bila menyampaikan kebenaran tapi dengan caci maki dan bentakan.

Berwajah manis penuh senyum, memilih pemakaian kata yang benar dan pas (qaulan sadidan), memaafkan, memaklumi, penuh perhatian, penuh kasih sayang adalah tampilan kelembutan. Wajah sinis, penuh sindiran yang terkadang tanpa tabayyun, buruk sangka, ghibah, mendendam, emosional merupakan kebalikan dari sifat kelembutan.

Rendah hati merupakan perpaduan hati, ucapan dan perbuatan dalam upaya mendekatkan atau mengakrabkan, melunakkan keangkuhan, menumbuhkan kepercayaan, membawa keharmonisan dan mengikis kekakuan. Angkuh, sok pintar dan hebat, merasa paling berjasa, merasa levelnya lebih tinggi, minta dihormati, enggan menegur atau menyapa lebih dulu, tidak mau diperintah, sulit ditemui atau dimintai tolong dengan alasan birokratis, menganggap remeh, cuek dan antipati merupakan lawan dari rendah hati. Allah swt. berfirman dalam surah Asy Syu’araa ayat 215 “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang beriman yang mengikuti kamu.”

Bila Rasulullah saw. saja dengan berbagai pesona dan kelebihannya diperintah untuk tawadhu (dan Rasul telah menjalankan perintah itu), tentulah kita yang apa adanya ini harus lebih rendah hati. Rendah hati terhadap murabbi, rendah hati terhadap mutarabbi dan rendah hati terhadap seluruh orang-orang beriman menunjukkan penghormatan kita pada Rasul dan pada kebenaran Al-Qur’an. Sebaliknya, keangkuhan dan perasaan lebih dari orang lain menandakan masih jauhnya kita dari Al-Qur’an dan Hadist.

Saudaraku, Marilah kita lebih mengaplikasikan apa-apa yang sudah kita ketahui. Betapa pemahaman kita tentang pentingnya akhlak dalam mengantarkan pada kesuksesan dakwah mungkin sudah cukup mumpuni. Namun tinggal bagaimana kita terus meningkatkan penerapan nilai-nilai akhlaq itu dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam mengemban tugas dakwah. Telah dan akan terus terbukti bahwa sambutan masyarakat terhadap dakwah adalah di antaranya karena pesona akhlaq kita, kelembutan kita, memaklumi, mengingatkan dan meluruskan mereka dan kerendahhatian kita untuk terus bersabar mendekati dan menemani hari-hari mereka dengan dakwah kita. Dalam konteks khusus pun demikian, betapa kelembutan dan kerendahhatian ternyata lebih melanggengkan atau mengawetkan binaan-binaan kita untuk terus berdakwah bersama kita.

Saudaraku, Hendaknya dari hari ke hari kita terus mengevaluasi diri, membenahi akhlaq kita dan memantaskan diri (sepantas-pantasnya) sebagai seorang juru dakwah. Memang kita manusia biasa yang penuh salah dan kekurangan, namun janganlah itu menjadi penghalang kita untuk bermujahadah diri menuju kepada kedewasaan sejati. Masa lalu yang kasar dan angkuh hendaklah segera pupus dari diri kita. Kita mulai membiasakan diri untuk lembut di tengah keluarga, di antara aktivis dakwah hingga ke masyarakat luas. Kita mesti melatih kerendahhatian di tengah murid-murid kita, dengan sesama aktivis, pada murabbi kita hingga ke seluruh masyarakat. Dan pada akhirnya nanti insya Allah kita dapatkan keberhasilan dakwah Rasulullah terulang kembali, lewat hati, ucapan dan perbuatan kita yang telah diwarnai nilai-nilai akhlaq.

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah mereka ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS 16:125). ( Dakwatuna.com)

Rabu, 07 Oktober 2009

MEMBERDAYAKAN POTENSI AKAL

Ketika seseorang melakukan sebuah “inner journey” untuk mengenal siapa sesungguhnya dirinya, maka akan menemukan setidaknya ada tiga karunia istimewa yuang diberikan Allah Sang Pemilik Kehidupan secara cuma-cuma, sebagai modal kesuksesan hidupnya di dunia. Apa saja ketiga karunia istimewa itu, yakni

1. Pertama potensi kekuatan fisik yang sempurna
2. Kedua potensi akal pikiran yang luar biasa
3. Ketiga potensi hati nurani yang sangat berharga



1. Pertama potensi kekuatan fisik yang sempurna

Karunia pertama berupa potensi kekuatan fisik dan bentuk tubuh yang fungsional, dengan susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda. Kekuatan potensi fisik ini menjadikan manusia mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam berkarier, dalam berbisnis dan dalam berbagai aktivitas kehidupan.

2. Kedua potensi akal pikiran yang luar biasa

Karunia kedua adalah otak atau akal pikiran yang super canggih yang mampu mengontrol dan mengatur kinerja berbagai organ tubuh dan panca indra manusia. Mulai dari mengendalikan dan mengatur denyut jantung yang mampu memompa ribuan liter darah melalui pembuluh darah yang sangat panjang, mengontrol dan mengatur kinerja paru-paru yang memberikan supply oksigen bagi tubuh yang tidak pernah berhenti sedetikpun dan berbagai panca indra lainnya.

3. Ketiga potensi hati nurani yang sangat berharga

Karunia ketiga adalah hati atau qalbu yang memiliki peran paling penting dalam mengatur kehidupan manusia. Hati adalah rajanya yang mengatur dan mengendalikan potensi akal pikiran dan panca indra. Hati manusialah yang akan mengendalikan otak atau akal pikiran manusia untuk kemudian memprosesnya melalui panca indra, sehingga menghasilkan sesuai yang dikehendaki hati.


Bagaimana Memberdayakan Potensi Akal ?


Kedahsyatan potensi akal pikiran manusia tidak perlu diragukan lagi. Dengan akal ini manusia memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana proses berpikir dan mengelola pikirannya. Manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan, mengungkap berbagai misteri kehidupan, menjelajahi ruang angkasa, mengarungi samudra luas tak berbatas dan dapat membaca bukti-bukti kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa di alam semesta ini.

Memahami akal manusia, setidaknya ada dua makna pemahaman yakni berfungsi menjelaskan semua urusan, baik berkenaan dengan masalah duniawi maupun masalah kehidupan akhirat. Yang kedua berarti pandangan mata batin dan pengetahuan terhadap mana yang bermanfaat dan mana yang membahayakan baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhiratnya.

Setiap manusia berkewajiban menggunakan akalnya untuk dapat memahami “rules”atau aturan-aturan yang sudah diperintahkan Allah melalui para nabi dan kitab suci-Nya. Maksudnya, manusia harus memberdayakan akalnya untuk dapat membaca bukti-bukti yang terhampar di alam semesta ini agar dapat memahami hakekat kehidupan secara utuh dan benar. Karena sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada mereka sesuatu yang dapat mereka pahami dengan akal mereka.

Khalid ibn Shafwan berkata, ”Bila ada seseorang yang tidak bisa menjelaskan apa-apa, ia tidak ada bedanya dengan binatang ternak atau ia hanya berganti rupa.” Inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk sempurna dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Makna dari penggalan kalimat ini adalah kalau manusia tidak memberdayakan aklnya untuk memahami mana yang baik dan buruk dalam kehidupan, tidak digunakan untuk memikirkan kehidupan dunia dan akhirat dalam keseimbangan, tidak digunakan untuk memahami norma-norma atau ketentuan Allah yang sudah berlaku dalam kehidupan dan tidak dapat membaca bukti-bukti kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa di alam semesta, maka tidak ubahnya seperti binatang.

Sayangnya, kebanyakan orang kurang menggunakan akalnya untuk memahami hakekat kehidupan dan kodrat dirinya secara utuh dan benar. Sebagain besar manusia hanya menggunakan akalnya untuk urusan duniawi semata. Akibatnya banyak orang tersiksa secara tidak sadar dalam posisi ini. Mereka secara fisik manusia, tetapi tidak mengunakan akal pikirannya sehingga melakukan tindakan-tindakan yang melanggar unsur-unsur kemanusiaan. Inilah sumber berbagai penyimpangan dalam perilaku manusia dalam kehidupan dewasa ini (illegal loging, korupsi, kekerasan dimana-mana, menggelapkan uang rakyat, melakukan pembajakan, penipuan, pornografi dan pornoaksi, dll).

Manusia yang akalnya sehat, maka akan menggunakan akal pikirannya dengan sehat dan benar. Menggunakan akal pikiran untuk memahamai tentang ciptaan Allah dan memperhatikan lembaran alam semesta. Untuk kemudian, proses berpikir kita itu mengantarkan kita untuk memikirkan siapa yang telah menciptakan semua itu. Sehingga kita dapat mengenal siapa sesungguhnya diri kita dan siapa Tuhan kita yang sebenarnya. ( “The Art of Life Revolution” : Eko Jalu Santoso )

Selasa, 06 Oktober 2009

Karakteristik Kimia Limbah Cair


Komponen kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkan. Semakin besar konsentrasi bahan pencemar dalam air semakin terbatas penggunaan air. Karakteristik kimia terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik. Secara umum sifat air ini dipengaruhi oleh kedua macam kandungan bahan kimia tersebut.

pH ( Keasaman Air )

Keasaman air diukur dengan pHmeter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air, Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan tidak dapat hidup,Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif terhadap bahan konstruksi seperti besi. Buangan yang bersifat alkalis (basa) bersumber dari buangan mengandung bahan anorganik seperti senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida. Buangan asam berasal dari bahan kimia yang bersifat asam, misalnya buangan mengandung asam khlorida, asam sulfat dan lain-lain.

Alkalinitas

Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida, kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air membuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan air yang mempunyai kesadahan rendah karena zat tersebut dalam konsentrasi tinggi menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam ketel maupun pada pipa pendingin. Oleh sebab itu untuk menurunkan kesadahan air dilakukan pelunakan air. Pengukuran alkalinitas air adalah pengukuran kandungan ion CaCO3, ion Ca, ion Mg, bikarbonat, karbonat dan lain-lain.

Besi dan Mangan

Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam bahan ini berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti pyrit, kematit, mangan dan lain-lain. Dalam limbah industri, besi berasal dari korosi pipa-pipa air, material logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang terjadi pada permukaan. Air yang mengandung padatan larut mempunyai sifat mengantarkan listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi.

Chlorida

Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi desinfektans, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi.

Phosphat

Kandungan phosphat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya. Phosphat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung senyawa phosphat. Dalam industri kegunaan phosphat terdapat pada ketel uap untuk mencegah kesadahan. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel ini menjadi sumber phosphat. Pengukuran kandungan phosphat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phosphat sehingga tidak merangsang pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan airakan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dan kesuburan tanaman lainnya.

Sulfur

Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat terjadi secara proses alamiah. Sulfur dioxida dibutuhkan pada sintesa. Pada industri kaustik soda ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri direduksi menjadi sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida diubah menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana aerob hidrogen sulfida teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfat. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. Pada proses digester lumpur gas H2S yang bercampur dengan metan CH4 dan CO2 akan bersifat korosif. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang bila terikat dengan senyawa besi membentuk Fe2 S.

Nitrogen

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Dalam kondisi aerobik dan dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat dapat digunakan oleh algae dan tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan. Perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakan hasil reaksi dan menjadi amoniak ataudioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai sebagai nitrogen nitrit.

Logam Berat dan Beracun

Logam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel. Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt, mangan dan aluminium. Cadmium ditemukan dalam buangan industri tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan keramik.

Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan dolt cat. Logam ini dalam konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.

Fenol

Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5 - OH) tapi bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol. Sumber fenol terdapat pada industri pengolahan minyak, batubara, pabrik kimia, pabrik resin, pabrik kertas, tekstil.

Biochemical Oxigen Demand (BOD)

Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri, dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik. Pada akhirnya kadar oksigen dalam air buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau. Pengukuran terhadap nilai Biochemical Oxigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu pada temperatur 20°C dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dinyatakan dalam mg perliter atau kg.


Chemical Oxigen Demand (COD)

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organik yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil daripada nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat diuraikan maupun senyawa organik yang tidak dapat berurai.

Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak ditemukan mengapung di atas permukaan air meskipun sebagian terdapat di bawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari turunan alkohol yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak sukar diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga membentuk senyawa sabun yang mudah larut. Minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi dipakai dalam pabrik dan terbawa air cucian ketika dibersihkan. Sebagai alat pencuci Bering Pula digunakan minyak pelarut. Adanya minyak dan lemak di atas permukaan air merintangi proses biologi dalam air sehingga tidak terjadi fotosintesa.

Karbohidrat dan Protein

Karbohidrat dalam air buangan diperoleh dalam bentuk sellulosa, kanji, tepung dextrim yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen dan oksigen, baik terlarut maupun tidak larut. Pada protein yang berasal dari bulu binatang seperti sutra dengan unsur persenyawaan yang cukup kompleks mengandung unsur nitrogen. Baik protein maupun karbohidrat mudah rusak oleh mikroorganisme dan bakteri.

Zat Warna dan Surfaktan

Timbulnya dalam air buangan adalah karena adanya senyawa organik yang larut dalam air. Zat aktif permukaan ini (surfaktan) sangat sukar berurai oleh aktivitas mikroorganisme. Demikian juga zat warna yang merupakan senyawa aromatik sukar berurai. Di antara zat warna ini ada yang mengandung logam berat seperti chrom atau tembaga.


INDAHNYA BERJILBAB


Sungguh luar biasa Allah, telah memberikan aturan yang begitu indah bagi kaum wanita dan apabila kita cermati maka aturan tersebut justru akan semakin meningkatkan derajat wanita. Aturan itu adalah bagaimana wanita harus menutupi auratnya. Sungguh saat ini sangatlah sulit bagi kita untuk menemukan seorang wanita yang begitu gigih mempertahankan kehormatannya dengan sealu menjaga auratnya.

“ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu,” ( Al- Ahzab: 59 )

Ayat diatas telah dengan jelas memberikan gambaran kepada kaum wanita untuk senantiasa menjaga auratnya. Kemudian bagian mana yang boleh diperlihatkan? Kalau itu Rasulullah telah menjelaskannya :

“Jika anak perempuan telah cukup umurnya, maka dia tidak boleh dilihat oleh mereka, kecuali muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangan. ”(H.R. Abu Daud).

“ Hendaklah mereka (perempuan) menjulurkan jilbab hingga menutup dada-dada mereka.”

Lalu! coba kita cermati kaum wanita saat ini. betapa banyak yang menggunkan penutup kepala ( ....mereka mengatakan jilbab, tapi...)..tetapi pakaian yang mereka pakai justru menyedihkan....

Enam kriteria jilbab menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah:


1. Menutup aurat seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan

2. Longgar tidak menampakkan bentuk tubuh

3. Tebal tidak transparan

4. Model tidak glamour

5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki

6. Tidak serupa dengan pakaian non-muslim


Wangi-wangian

“ Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina, dan tiap-tiap mata itu adalah zina.”

** KALAU BEGITU KEPADA SIAPA WANITA BOLEH MEMPERLIHATKAN AURATNYA?..

“Dan janganlah memperlihatkan perhiasan mereka kecuali kepada suami-suami mereka, atau bapak-bapak mereka, atau bapak-bapak mertua mereka, atau anak-anak lelaki mereka, atau anak-anak lelaki suami mereka (anak tiri), atau saudara-saudara lelaki mereka, atau anak-anak saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita (rekan-rekan sejawat atau yang berkhidmat) dengan mereka, atau hamba sahaya mereka, atau orang-orang lelaki yang menjadi pengikut mereka yang tidak mempunyai syahwat (nafsu) kepada perempuan, atau anak-anak yang belum timbul birahinya apabila melihat aurat perempaun.” ( An-Nur:31 )

Jika kita cermati di dalam Al-Quran, beberapa kali Allah menyebut aurat wanita sebagai perhiasan. Perhiasan adalah sesuatu yang indah. Dan Allahlah yang telah menciptakan keindahan wanita itu melekat padanya. Apakah kalian (kaum wanita) tidak mau bersyukur atas kelebihan yang diberikan Allah kepada kalian? Apakah kalian tidak mau menjaga perhiasan yang diberikan oleh Allah?

Jilbab bukanlah berarti merendahkan martabat wanita, melainkan meninggikannya serta melindungi kesopanan dan kesuciannya.

MARI BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK !

Jumat, 11 September 2009

Budidaya Singkong ( Cassava )

1. SEJARAH SINGKAT

Ketela pohon atau singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.

2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhanD
ivisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : ManihotSpesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

Varietas-varietas ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi, Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan Andira 4

3. MANFAAT TANAMAN

Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.

4. SENTRA PENANAMAN

Di dunia ketela pohon merupakan komoditi perdagangan yang potensial. Negara-negara sentra ketela pohon adalah Thailand dan Suriname. Sedangkan sentra utama ketela pohon di Indonesia di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

5. SYARAT PERTUMBUHAN

5.1. Iklima.
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500 mm/tahun.b. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela kohon sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.c. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%.d. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

5.2. Media Tanaman.
Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.b. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.c. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.5.3. Ketinggian TempatKetinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6. 1. Pembibitan1. Persyaratan BibitBibit yang baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).b. Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.c. Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus.d. Belum tumbuh tunas-tunas baru.2. Penyiapan BibitPenyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai berikut:a. Bibit berupa stek batang.b. Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.c. Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25–30 batang stek.d. Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.6.2. Pengolahan Media Tanam

1. PersiapanKegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:

a. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
b. Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c. Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.
d. Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur seminimal mungkin.

2. Pembukaan dan Pembersihan Lahan

Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor.Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang arealnya relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.

3. Pembentukan BedenganBedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

4. PengapuranUntuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah gembut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.

6.3 Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola TanamPola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
2. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1. Penyulaman Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Pada umumnya petani maupun pengusaha mengganti tanaman yang mati dengan sisa bibit yang ada. Bibit sulaman yang baik seharusnya juga merupakan tanaman yang sehat dan tepat waktu untuk ditanam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman. Saat penyulaman yang melewati minggu ketiga setelah penanaman mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang menyolok antara tanaman pertama dan tanaman sulaman.

2. PenyianganPenyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman liar/pengganggu (gulma) yang hidup di sekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.

3. PembubunanCara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu pembubunan dapat bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan/di tutup dengan tanah agar akar tidak kelihatan.

4. Perempalan/PemangkasanPada tanaman Ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3 cabang. Hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.

5. PemupukanPemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea=133–200 kg; TSP=60–100 kg dan KCl=120–200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.

6. Pengairan dan PenyiramanKondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.

7. Waktu Penyemprotan PestisidaJenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama dan penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

a. Uret (Xylenthropus)
Ciri : berada dalam akar dari tanaman.
Gejala : tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.
Pengendalian : bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
b. Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri : menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun .
Gejala : daun akan menjadi kering.
Pengendalian : menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

7.2. Penyakit

a. Bercak daun bakteri
Penyebab : Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG .
Gejala : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati.
Pengendalian :menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun

b.Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
Ciri : hidup di daun, akar dan batang.
Gejala : daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk.
Pengendalian : melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.

c. Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab : cendawan yang hidup di dalam daun.
Gejala : daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati.Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.

d. Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
Penyebab : cendawan yang hidup pada daun.
Gejala : adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.
Pengendalian : memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit .

7.3. Gulma

Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh dan gulmanya dibakar/dikubur dalam seperti yang dilakukan umumnya para petani Ketela pohon dapat menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, gulma tetap tumbuh di parit/got dan lubang penanaman.Khusus gulma dari golongan teki (Cyperus sp.) dapat di berantas dengan cara manual dengan penyiangan yang dilakukan 2-3 kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut. Secara kimiawi dengan penyemprotan herbisida seperti dari golongan 2,4-D amin dan sulfonil urea. Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati.Sedangkan jenis gulma lainnya adalah rerumputan yang banyak ditemukan di lubang penanaman maupun dalam got/parit. Jenis gulma rerumputan yang sering dijumpai yaitu jenis rumput belulang (Eleusine indica), tuton (Echinochloa colona), rumput grintingan (Cynodon dactilon), rumput pahit (Paspalum distichum), dan rumput sunduk gangsir (digitaria ciliaris). Pembasmian gulma dari golongan rerumputan dilakukan dengan cara manual yaitu penyiangan dan penyemprotan herbisida berspektrum sempit misalnya Rumpas 120 EW dengan konsentrasi 1,0-1,5 ml/liter.8. P A N E N8.1. Ciri dan Umur PanenKetela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.

UJI MEKANIK BATUBARA



Selain analisis kimia, juga dilakukan sejumlah tes untuk menentukan parameter fisik batubara, seperti uji densitas relatif , distribusi ukuran partikel, dll.

1. Densitas relatif:

Densitas relatif batubara tergantung pada rank dan mineral pengotornya. Data densitas relatif diperlukan untuk membuat sampel komposit dalam menentukan banyaknya asap (seam). Selain itu diperlukan juga sebagai faktor penting dalam mengubah cadangan batubara dari unit volume menjadi unit massa.
Penentuan dilakukan dengan menghitung banyaknya kehilangan berat pada saat dicelupkan ke dalam air. Cara terbaik adalah dari data berat batubara dengan menggunakan piknometer. Grafik di bawah ini memberikan hubungan antara densitas relatif terhadap kandungan abu untuk batubara dan serpih karbon di cekunagn Agades.

2. Distribusi Ukuran Partikel:

Distribusi ukuran pertikal pada batubara yang rusak tergantung pada metode penambangan, cara penanganannya, serta derajat perekahan material tersebut. Distribusi ukuran merupakan faktor kritis yang dapat menunjukkan bagian tumbuhan penyusunnya. Penentuan dilakukan dengan metode ayakan. Grafik data pengeplotan menghasilkan data rata-rata ukuran partikel dan derajat keseragaman partikel.

3. Uji Pengapungan (Float-sink testing):

Uji ini dilakukan untuk menentukan distribusi densitas partikel sampel dengan cara mencelupkan sampel batubara ke dalam larutan yang diketahui densitas relatif. Selain itu dilakukan juga penelitian lain seperti penghitungan energi spesifik.
Larutan yang digunakan biasanya mempunyai densitas berkisar antara 1,3 – 2,0. Campuran larutan organik ini antara lain tetrabromoethane (R.D.2,89), perchlorethylene (R.D.1,60), dan Toluena (R.D.1,60) yang sering digunakan karena viscositasnya rendah dan sifat pengeringan yang baik.
Grafik yang diplot menunjukkan persentase material yang mengapung dan yang tenggelam yang dihitung dalam basis kumulatif. Akhirnya dapat digunakan untuk menentukan fraksi pengapungan dengan kandungan spesifik abu.

4. Uji Kerusakan Serpih (Shale breakdown test):

Ada beberapa masalah pada saat ekstraksi batubara, misalnya akibat pengotor (abu,dll) yang biasanya diakibat oleh hadirnya mineral lempung, contoh montmorilonit pada komponen non-batubara. Jumlah shale breakdown didapat dari proporsi material yang ditentukan dengan analisis sedimentasi residu.


UJI LAINNYA UNTUK KARBONISASI

Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara pada temperatur beberapa ratus derajat untuk menghasilkan material-material:
Padatan yang mengalami pengayaan karbon yang disebut coke.
Larutan yang merupakan campuran hidrokarbon “tar” dan amoniacal liquor.
Hidrokarbon lain dalam bentuk gas yang didinginkam ke temperatur normal.

1. Free Swelling Index:
Tes ini dilakukan untuk menentukan angka peleburan dengan cara memanaskan sejumlah sampel pada temperatur peleburan normal (kira-kira 800°C). Setelah pemanasan atau sampai semua semua volatile dikelurkan, sejumlah coke tersisa dari peleburan. Swelling number dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel dan kecepatan pemanasan.

2. Tes karbonisasi Gray-King dan tipe coke:
Tes Gray-King menentukan jumlah padatan, larutan dan gas yang diproduksikan akibat karbonisasi. Tes dilakukan dengan memenaskan sampel didalam tabung tertutup dari temperatur 300°C menjadi 600°C selama 1 jam untuk karbonisasi temperatur rendah atau dari 300°C menjadi 900°C selama 2 jam untuk karbonisasi temperatur tinggi.

3. Tes Karbonisasi Fischer:
Prinsipnya sama dengan metode Gray-King, perbedaan terletak pada peralatan dan kecepatan pemanasan. Pemanasan dilakukan di dalam tabung alumunium selama 80 menit. Tar dan liquor dikondensasikan ke dalam air dingin. Akhirnya didapatkan persentase coke, tar dan, air sedangkan jumlah gas didapat dengan cara mengurangkannya. Tes Fischer umum digunakan untuk batubara rank rendah (brown coal dan lignit) untuk karbonisasi temperatur rendah.
Data perbandingan Tes Gray-King dan Fischer:

4. Plastometer Gieseler:
Plastometer Gieseler adalah viskometer yang memantau viscositas sampel batubara yang telah dileburkan. Dari tes ini direkam data-data sbb:
Initial softening temperature.
Temperatur viscositas maksimum
Viskositas maksimum.
Temperatur pemadatan resolidifiation temperatur.

5. Indeks Roga:
Indeks Roga menyatakan caking capacity. Ditentukan dengan cara memanaskan 1 gram sampel batubara yang dicampur dengan 5 gram antrasit pada 850°C selama 15 menit.

6. Tes lain yang dilakukan:
Biasanya dilakukan untuk menentukan:
Komposisi kimia (analisis proksimat, total belerang, analisis abu,dll)
Parameter fisik (distribusi ukuran, densitas relatif)
Uji kekuatan.
Tes Metalurgi.